Kota Batam sangat kaya dengan pulau-pulau kecil yang bila di kelola dengan baik dapat menjadi tempat wisata yang potensial. Kota yang multikultural ini memiliki Pulau Belakang Padang yang dulu sempat menjadi induk Pulau Batam, Pulau Sambu yang dikelola oleh Pertamina, Pulau Kura, Pulau Awi, Pulau Puteri, hingga Pulau Abang.
Akhir pekan kemarin, saya bersama keluarga berkesempatan untuk berkunjung ke Pulau Putri. Sebenarnya sudah sejak berbulan-bulan lalu ingin berwisata ke pulau yang jaraknya hanya sekitar 1 km dari Pantai Nongsa (Kampung Tua) tersebut, namun selalu ada saja yang membuat rencana tersebut batal. Minggu sebelumnya sudah sampai di pantai Nongsa, namun entah mengapa cuaca tiba-tiba mendung, kemudian disusul dengan hujan rintik-rintik. Kami pun batal berangkat karena khawatir air laut pasang dan kami tidak bisa pulang cepat dari pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura tersebut.
Sejak tinggal di Batam, saya memang sangat suka berwisata ke pulau-pulau kecil seperti itu. Rasanya ada sensasi tersendiri berjalan-jalan di tepi pantai yang kiri-kanan-depan-belakang adalah laut. Apalagi dulu saat tinggal di Bogor agak cukup jauh kalau harus ke pantai.
WISATA SERU NAN TERJANGKAU
Berkunjung ke Pulau Putri tidak memerlukan biaya yang banyak. Pengunjung hanya perlu datang ke Pantai Nongsa dengan menggunakan kendaraan pribadi – motor maupun mobil. Biasanya saat di gerbang Kampung Tua pengunjung akan dimintai sumbangan sebesar Rp3.000 oleh warga. Bila malas membayar “japrem” tersebut, bisa melewati jalan yang ke arah Palm Spring Golf & Beach Resort. Sebelum ke resort tersebut nanti ada jalan kearah kanan. Belok saja ke situ, dijamin tidak ada bayaran apapun.
Setelah sampai di Pantai Nongsa, pengunjung akan dimintai biaya parkir Rp10.000 untuk roda empat, kalau roda dua sepertinya lebih terjangkau. Biaya tersebut sekaligus biaya masuk untuk menikmati indahnya Pantai Nongsa. Sejauh ini sepertinya memang belum ada campur tangan pemerintah untuk mengeksplorasi kawasan pantai yang cukup menarik banyak wisatawan lokal dan mancanegara tersebut. Meski begitu, jangan khawatir, tetap banyak penduduk sekitar yang menyewakan ban, menawarkan jasa banana boat, hingga menjajakan makanan lezat. Hanya saja sayang, potensi PAD Kota Batam tidak terserap maksimal.
Untuk sampai di Pulau Putri, pengunjung yang sudah di Pantai Nongsa harus menyebrang dengan menggunakan boat atau perahu dengan durasi kurang dari 10 menit. Harga jasa menyebrang tersebut cukup terjangkau, hanya Rp15.000 pergi pulang. Pengunjung ada yang membayar di muka, ada juga yang membayar belakangan. Biasanya nanti saat kita sampai di Pulau Putri, pengunjung akan diberi nomor ponsel si penarik boat. Hal tersebut bertujuan agar kapanpun si pengunjung pulang dapat menelepon untuk dijemput dengan perahu yang sama. Usai mengantarkan pengunjung ke Pulau Putri, perahu memang akan kembali ke Pantai Nongsa.
WISATA AIR
Umumnya pengunjung Pulau Putri menikmati wisata air dengan berenang. Mereka berbasah ria sambil menikmati deburan ombak di sisi pantai. Penikmat pantai di Pulau Putri sangat bervariasi, mulai dari balita, remaja hingga para manula.
Apalagi meski di pesisir dan belum menikmati air bersih dari perusahaan air minum, Pulau Putri menyediakan tempat membasuh badan dengan harga cukup terjangkau – hanya Rp2.000/orang. Bila lupa membawa shampoo, tinggal menambah uang jasa Rp1.000. Hanya saja air yang digunakan memang air hujan yang ditampung penduudk di tempat penampungan air. Meski begitu, airnya tetap bersih dan bening.
Bila pengunjung ingin menikmati wisata yang lebih menantang, dapat mencoba banana boat. Harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau, yakni Rp25.000/orang. Melalui banana boat tersebut pengunjung akan menikmati semilir angin pantai sambil menikmati gugusan bangunan bertingkat Singapura, pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Putri dan Nongsa, hingga burung-burung yang terbang dan hinggap di batang-batang kayu.
Bila ingin melihat keindahan alam bawah laut, pengunjung juga dapat bersnorkeling atau berdiving ria di Pulau Putri. Pengunjung dapat melihat ikan berwarna-warni hingga karang. Beberapa waktu lalu ada perlombaan memotret pemandangan alam bawah laut di Pulau Putri. Foto-foto yang dihasilkan peserta sangat menggugah siapapun ingin menyelam. Hanya saja karena belum ada instansi yang menyewakan alat-alat diving dan snorkeling, pengunjung harus membawa alat sendiri.
BERMAIN PASIR
Pasir Pulau Putri yang putih menghampar membuat siapapun tertarik ingin bermain pasir. Umumnya anak-anak dan para orang dewasa tidak segan menggali pasir sambil membentuk atau menuliskan sesuatu. Apalagi pasir di pulau tersebut juga sangat halus.
Pengunjung yang malas bermain pasir dan berenang, memilih untuk mengabadikan kegiatan mereka di Pulau Putri dengan ponsel maupun kamera. Apalagi pemandangan di pulau tersebut sangat menarik untuk disimpan dalam sebuah foto.
Selain berfoto ria, beberapa pengunjung juga ada yang memilih untuk sekedar leyeh-leyeh. Mereka hanya duduk-duduk di sekitar pantai sambil menikmati semilir angin. Para pengunjung tersebut sepertinya sangat asik mengobrol. Entah membicarakan apa.
Sebagian dari mereka ada juga yang memilih untuk menikmati Pulau Putri sambil merasakan hangatnya ayam, ikan hingga jagung bakar. Para pengunjung tersebut umumnya membawa sendiri alat membakar dan bahan-bahan yang akan mereka olah.
Menurut salah satu penduduk di pulau tersebut, pengunjung tidak hanya berasal dari Batam dan sekitarnya, banyak juga yang berasal dari negara Asean seperti Singapura, Malaysia, hingga Vietnam. Petinggi negeri juga ada beberapa yang suka menyempatkan mampir ke pulau tersebut.
Saat pergantian tahun, pengunjung Pulau Putri bisa mencapai 750 hingga 1.000 orang/hari. Mereka umumnya ingin merayakan pergantian tahun di pulau yang memiliki luas sekitar 1.000 m2 tersebut. Apalagi dengan jarak tempuh ke Singapura yang hanya sekitar 13 kilometer, pengunjung yang ingin “mengintip” suasana Singapura tanpa mengeluarkan biaya banyak berebut datang ke pulau tersebut. Gugusan bangunan Singapura memang terlihat cukup jelas, apalagi saat malam tahun baru. Gemerlap petasan di negeri Singa seolah dirasakan juga di pulau tersebut.
Saat libur Idulfitri atau hari besar keagamaan pengunjung juga tidak kalah banyak. Begitupula saat akhir pekan. Pengunjung pulau yang tidak sampai 10 menit dikelilingi tersebut, saat hari Minggu bisa dikunjungi oleh 500 orang. Bila ingin menikmati Pulau Putri dengan penuh ketenangan memang disarankan datang saat weekdays. (Sumber : Kompasiana)